Salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi
padi di Kalimantan Barat adalah bagaimana penggunaan pupuk secara
efisiensi dan dapat meningkatkan produktivitas padi yang terkait
langsung dengan peningkatan pendapatan petani dan kelestarian
lingkungan.
Anjuran takaran pemupukan padi sawah secara nasional dinilai belum
efisien karena beragamnya kondisi kesuburan tanah antar wilayah/lokasi.
Penetapan rekomendasi takaran pemupukan yang bersifat nasional dinilai
sudah kurang relevan karena berbagai faktor seperti kaitannya dengan
kompetensi metode uji, daya dukung lahan, dan kebutuhan tanaman akan
hara yang beragam.
Pada tahun 2011 – 2012 BPTP Kalimantan Barat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian Padi International (International Rice Research Institute/IRRI)
tentang pemupukan hara spesifik lokasi padi sawah dan kajian petak
omisi di Kalimantan Barat. Kegiatan dilakukan di Desa Sepang dan
Kecurit, Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak pada musim penghujan
(2011/2012) serta di musim kemarau tahun 2012 dilakukan di Desa Anjungan
dan Pakbuluh Kecamatan Anjungan, Kabupaten Pontianak.
Pemupukan Hara Spesifik Lokasi yang juga disebut PHSL merupakan suatu
aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman menurut lokasi dan musim. Aplikasi ini bertujuan untuk
meningkatkan keuntungan petani melalui peningkatan hasil padi per unit
pupuk yang digunakan, hasil padi yang lebih tinggi, dan berkurangnya
kerusakan oleh hama dan penyakit.
PHSL ini adalah suatu aplikasi internet melalui website IRRI di http://webapps.irri.org/nm/id
dan telepon seluler yang ditujukan bagi para penyuluh pertanian
lapangan serta petani sebagai pedoman dalam menentukan takaran/dosis
pupuk dan waktu pemberian pupuk untuk padi di lahan sawah.
PHSL dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten
serta pemangku kepentingan lainnya guna merekomendasikan teknologi
pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah, sehingga dapat
meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Selain itu, dapat
memberikan sumbangan kepada Kementerian Pertanian terhadap penyediaan
pangan nasional.
Hasil kajian menunjukkan bahwa petani padi di Desa Sepang dan Kecurit
dapat menghemat pupuk sekitar 25% dan meningkatkan produksi sekitar
20% melalui rekomendasi pemupukan ini. Hasil yang sudah dipanen di Desa
Sepang pada lahan sawah tadah hujan rata – rata produktivitas padi
dengan rekomendasi pemupukan PHSL sebesar 4,7 t/ha sedang hasil dari
pemupukan yang biasa dilakukan petani sebesar 4,1 t/ha
Jumat, 13 April 2012
Selasa, 10 April 2012
Budidaya Kedelai Jepang Edamame
Edamame merupakan
kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan
kedelai biasa. Berat Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus
bijinya. Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih
berwarna hijau. Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil
dalam bentuk edamame rebus. Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi
susu bubuk, jus, pastry edamame, keripik edamame dan lainya.
Edamame mempunyai kandungan protein yang
lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu,
telur maupun daging. Selain itu edamame juga mengandung zat anti
kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.
Varietas yang banyak dibudidayakan
antara lain Ryoko, Taiso, Surumidori dan Surunoko. Ryoko merupakan
varietas yang paling banyak dibudidayakan karena polongnya lebih besar,
rasanya lebih manis dan bulu halus pada polongnya lebih sedikit.
Edamame meliliki peluang yang bagus,
prospek pasarnya masih terbuka lebar. Harga Edamame juga relatif baik ,
harganya berkisar antara Rp. 7.500 – Rp. 9.500 per kilogram untuk
Edamame segar. embudidaya edamame ini masih relatif sedikit, sedangkan
kebutuhan pasarnya besar. Selain untuk konsumsi di dalam negeri,
Edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang. Kebutuhan
di dalam negeri kurang lebih 700 ton per tahun, sedangkan untuk ekspor
ke Jepang diperkirakan mencapai 40 kontainer per bulan sedangkan
kemampuan pasokan kita baru mencapai 4 kontainer per bulan.
Budidaya edamame sebenarnya relatif
tidak sulit, secara umum hampir sama dengan kedelai. Secara singkat
budidaya edamame adalah sebagai berikut :
Syarat Tumbuh. Edamame
menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl),
suhu berkisar 26 – 30 ° C, dengan penyinaran matahari penuh. Edamame
menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman
tanah netral.
Persiapan Lahan. Tanah
dibajak 3 minggu sebelum tanam, 2 minggu kemudian dibuat bedengan lebar
1,2 meter, panjang 10 meter dan tinggi bedengan 20 – 25 cm. jarak
antar bedengan 0, 5 meter. Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum
tanam dengan cara ditabur merata di atas bedengan. Pupuk dasar terdiri
dari SP 36 sebanyak 200 kg / hektar dan penambahan kapur pertanian 600
kg /hektar.
Benih. Benih Edamame
yang diperlukan berkisar antara 80 – 100 kg per hektar. Varietas
Edamame yang ditanam disesuaikan dengan pasar, antara lain yang paling
banyak ditanam petani adalah varietas Ryoko. Varietas ini polongnya
lebih besar dan rasanya lebih manis.
Penanaman. Benih
Edamame ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 12 X 20 cm atau 20 X 20
cm dan kedalaman tanam 1,5 – 2 cm kemudian ditutup dengan tanah gembur.
Benih yang ditanam antara 2 -3 benih per lubang tanam.
Penyulaman. Penyulaman
dilakukan 7 hari setelah tanam (HST) apabila ada tanaman yang mati atau
tidak normal tumbuhnya, dengan mengambil tanaman yang ada di tepi atau
tanaman persiapan yang khusus untuk sulaman.
Penyiangan.
Rereumputan atau gulma lainya perlu dibersihkan agar tidak bersaing
dengan Edamame, penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST.
Penyiangan selanjutnya dilakukan sesuai kondisi pertanaman.
Pengairan. Pengairan
dilakukan dengan penggenangan sampai air dalam kapasitas lapang,
pengairan dilakukan 7 hari sekali serta memperhatikan kondisi
pertanamanya.
Pemupukan. Pemupukan
susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, terdiri dari KCL 50
kg/Ha, Urea 150 kg/Ha dan Za 50 kg/Ha. Pemupukan susulan yang kedua
pada saat tanaman berumur 21 HST terdiri dari KCl 100 kg/Ha, Urea 50
kg/Ha dan ZA 100 kg/Ha.
Pengendalian OPT.
Edamame tidak luput terkena serangan organisme penganggu tanaman (OPT)
baik hama maupun penyakit. Pengendalian dilakukan secara terpadu sesuai
dengan jenis hama maupun penyakitnya. Penggunaan pestisida dilakukan
secara selektif dan terkendali. Jenis OPT yang menyerang edamame
biasanya sama juga dengan OPT yang menyerang kedelai, sehingga
pengendalianya tidak berbeda jauh dengan pengendalian pada kedelai.
Lalat pucuk, ulat grayak, pengerek
batak, dan jamur bisa disemprot dengan Reagent 50 C dengan dosis 1 gr /
liter air dan Ingrofol 50 WP dengan dosis 1,5 l/Ha.
Pengendalian OPT ini sangat penting
karena bisa berpengaruh terhadap kualitas Edamame. Edamame yang diminta
oleh pasar lokal maupun ekspor adalah Edamame yang bernas, warna hijau
segar dan harus bebas dari bekas serangan hama atau penyakit. Sehingga
sangat penting untuk memperhatikan hal ini, baik hama pengerek batang
maupun pengerek polong.
Panen dan Pasca Panen.
Panen polong muda saat polong berwarna masih hijau bisa mencapai 7,5
ton per hektar. Edamame bisa dipanen dalam keadaan segar saat polong
masih berwarna hijau pada saat berumur minimal 45 HST sesuai
varietasnya, jika terlalu tua kurang disukai konsumen. Panen tidak
dilakukan secara serentak tetapi diseleksi dengan interval panen 2 hari
sekali. Polong yang dipetik adalah yang bernas namun warnanya masih
belum kuning. Jika akan dipergunakan untuk benih panen harus dilakukan
pada saat polong sudah masak penuh kurang lebih pada saat edamame
berumur 90 – 100 HST.
Edamame yang di panen muda sebaiknya
segera di bawa ke tempat yang teduh dan hindari dari panas matahari agar
Edamame tetap segar, tidak layu atau warnanya rusak. Jika polongnya
kotor bisa dicuci dengan air yang mengalir dan ditiriskan. Selanjutnya
dipacking sebelum dipasarkan.
Edamame yang diminta pasar adalah
Edamame dengan kualitas yang baik. Polong berisi 2-3 biji per polong
dengan jumlah polong antara 150 – 175 polong per setengah kilogram dan
bobot per polong antara 2,5 – 3,5 gram. Selain itu polong Edamame harus
berwarna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama maupun
penyakit.
Biasanya Edamame yang segar ini dikelompokkan menjadi 4 klas mutu atau grade, antara lain :
- Grade 1 : Kualitas super (Super quality), dengan ciri-ciri kulit polong mulus, warna hijau tua, polong berisi penuh dengan isi polong 3.
- Grade 2 : Kualitas Premium, dengan ciri-ciri warna hijau mulus namun polong hanya berisi 2 biji.
- Grade 3 : Kualitas Deluxe, dengan kualitas masih dibawah Grade 2, warna kurang bagus, polong kurang bernas.
- Grade 4 : Kualitas grade ini disebut dengan Mukimame, biasanya digunakan untuk olahan lebih lanjut, bukan dikonsumsi segar.
Tom Cat sebenarnya serangga yang bermanfaat bagi petani
Isu timbulnya serangan serangga Paederus fuscipes yang biasa disebut dengan nama Tom cat merebak beberapa hari terakhir ini. Serangan Tom Cat ini muncul dengan jumlah besar di Surabaya dan sudah mulai merembes ke beberapa daerahnya. Media bahkan memblow up serangan Tom Cat
dengan berlebihan, tak salah jika masyarakat agak takut. Padahal Tom
Cat ini sebenarnya serangga yang bermanfaat bagi petani karena perananya
sebagai predator bagi hama padi terutama wereng.
Berkaitan dengan itu Kementrian
Pertanian melalui Badan LitbangPertanian memberikan rilis kepada
masyarakat perihal Tom Cat yang sebenarnya serangga yang bermanfaat ini.
Berikut rilis dari Kementrian Pertanian sebagai kami kutip melalui
website resmi Kementrian Pertanian di http://www.deptan.go.id.
Masyarakat tidak perlu panik, namun
harus tetap hati-hati agar tidak terkena oleh racun yang dikeluarkan
kumbang kecil yang sering disebut Tom Cat. Tom Cat ini mempunyai cairan
yang mengandung toksin/racun Piderin untuk melindungi diri. Bila kita
dihinggapi Tom Cat, tidak usah panik dan usahakan jangan ditepuk tetapi
usirlah dengan cara meniup atau menghalaunya. Bila ternyata Tom Cat
sudah terlanjur ditepuk, segeralah dicuci dengan air sabun agar dampak
dari cairan yang mengandung racun tersebut dapat diminimalisir. Binatang
sejenis kumbang ini sudah ada di sekitar kita sejak lama (bukan
serangga baru) dan tidak mematikan.
Tom Cat yang mempunyai nama latin
Paederus fuscipes ini berbentuk kumbang kecil termasuk Ordo Coleoptera.
Menyukai hidup pada daun-daun yang lapuk. Kumbang kecil ini tidak
menggigit atau menyengat, namun apabila diganggu akan mengeluarkan racun
yang disebut pederin yang menimbulkan iritasi serius pada kulit,
sehingga kulit terlihat seperti terbakar dan berlangusng sekitar satu
minggu bahkan lebih.
Dalam penjelasannya Dr. Haryono yang
didampingi para peneliti bidang Entomologi Badan Litbang Pertanian
mengatakan, sebenarnya kumbang kecil ini temasuk predator yang memangsa
serangga hama, sehingga dalam konteks pertanian menguntungkan bagi
petani karena turut menjaga dan menekan populasi hama. Serangga ini
menyukai cahaya, oleh karena itu ketika malam hari dia akan pindah ke
rumah yang terang dan masuk. Ledakan populasi biasanya terjadi diakhir
musim hujan dan akan menurun ketika musim kemarau.
Tindakan pertolongan pertama adalah
dengan mencuci daerah terkontaminasi serangga dengan air sabun untuk
menghilangkan racun pederin yang dikeluarkan oleh serangga, namun
apabila sakit terus berlanjut segera pergi ke dokter. Racun pederin
tidak menular atau menyebar ke bagian lain (bersifat iritasi kulit
lokal) dan tidak akan sampai mematikan seperti diberitakan di media TV
bahwa racunnya 12 kali racun ular. Namun, apabila tidak ditangani
dengan baik, misal karena gatal lalu digaruk dengan tangan kotor,
sehingga timbul serangan sekunder berupa bakteri atau jamur atau mungkin
virus, maka hal inilah yang mengakibatkan dampaknya akan meluas.
Mudah-mudahan masyarakat mempunyai
pemahaman yang tepat mengenai Tom Cat ini dan dapat memperlakukan
serangga Tom Cat yang bermanfaat ini untuk keperluan usaha tani padinya.
CARA PRAKTIS MEMBUAT TELOR ASIN
Telur jika hanya dikonsumsi dalam keadaan
segar saja tidak mampu disimpan dalam waktu yang terlalu lama. Telur
menjadi rusak dan tidak dapat dikonsumsi jika disimpan terlalu lama.
Oleh karena itu telur perlu diperlakukan dengan baik agar awet dan daya
simpanya dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi
telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur
tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya.
Secara umum prinsip pengawetan
telur adalah untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur
yang dapat merusak telur dan mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Pengawwetan telur secara utuh
bersama dengan kulitnya (kerabang) dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain proses pendinginan; proses pembungkusan kering; proses
pelapisan dengan minyak; proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Salah satu teknik pengawetan
telur yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat adalah dengan
menolahnya menjadi telur asin. Telur asin mudah dipraktekkan, tidak
memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan peralatan yang rumit,
dengan peralatan yang sederhana sudah dapat dilakukan.
Secara sederjhana telur asin
adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Ada
3 cara pembuatan telur asin yaitu :
- Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
- Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
- Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.
Bahan dan Alat Pembuatan Telur Asin :
Bahan-bahan yang diperlukan
dalam pembuatan telur asin antara lain Telur bebek yang bermutu baik 30
butir, Abu gosok atau bubuk batu bata merah 1 ½ liter, Garam dapur ½
kg, Larutan daun teh (bila perlu) 50 gram teh per 3 liter air serta Air
bersih secukupnya
Sedangkan alat – alat yang
diperlukan antara lain Ember plastik, Kuali tanah atau panci, Kompor
atau alat pemanas, Alat pengaduk dan Stoples atau lainya untuk tempat
penyimpan telur
Cara Pembuatan Telur Asin.
Tahap-tahap pembuatan telur asin antara lain :
- Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk);
- Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian keringkan;
- Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka;
- Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam;
- Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta;
- Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1~2 mm;
- Simpan telur dalam kuali atanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka;
- Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dalam larutan teh selama 8 hari (bila perlu).
Setelah proses ini berarti telur asin
telah jadi, untuk dikonsumsi telur asin ini harus direbus terlebih
dulu. Telur asin yang sudah direbus ini bisa dikonsumsi sendiri untuk
kebutuhan keluarga atau dijual sehingga dapat menambah pendapatan
keluarga para peternak itik atau petani (Penulis : A. Rivai, dari
Kalimantan Selatan. edit by admin. photo by Google)
Catatan : Telur yang diolah ini
merupakan telur itik Alabio salah satu itik unggulan nasional dan saat
ini sudah mampu mengolah 2.000 telur per hari.
Pengambilan Kebijakan Harus Ditingkatkan Kualitasnya
Badan Litbang Pertanian bertekad meningkatan kualitas kebijakan.
Dalam hal ini, Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono mengingatkan
bahwa untuk meningkatkan kualitas kebijakan perlu keterlibatan berbagai
pihak dalam pengambilan kebijakan. Hal ini disampaikan pada saat
pengarahan Pelatihan Dinamika Sistem untuk Perumusan Kebijakan Sektor
Pertanian Kelas Reguler yang diselenggarakan pada 1 sampai dengan 6
April 2012 oleh Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Institut
Teknologi Bandung. Pelatihan dikuti 38 peserta yang berasal dari Badan
Litbang Pertanian, Direktorat Jenderal, Badan, Biro Perencanaan, dan
Pusat Data dan Informasi, lingkup Kementerian Pertanian.
Selama lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelajutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi empat target tersebut tidaklah ringan. Kebijakan yang diambil perlu dirumuskan dengan cermat berdasarkan pertimbangan yang akurat.
Pelatihan Dinamika Sistem Kelas Reguler ini merupakan satu rangkaian dengan pelatihan sebelumnya yang diselenggarakan untuk para pejabat Eselon II Badan Litbang Pertanian dan perwakilan Eselon II Kementerian Pertanian. Kepala Badan menunjukkan perhatiannya untuk perbaikan kualitas pengambilan kebijakan dengan langsung mengajar menyampaikan materi tentang tantangan kebijakan pemerintah di sektor pertanian.
Tindak lanjut pelatihan adalah tugas kelompok untuk memodelkan suatu sistem terkait dengan empat target utama Kementerian Pertanian dan isu-isu penting lainnya dalam pembangunan pertanian. Model yang dihasilkan akan dipresentasikan di depan pimpinan untuk selanjutnya disampaikan dalam seminar nasional. Target akhir adalah menghasilkan usulan kebijakan yang dapat diterapkan.
Selama lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelajutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi empat target tersebut tidaklah ringan. Kebijakan yang diambil perlu dirumuskan dengan cermat berdasarkan pertimbangan yang akurat.
Pelatihan Dinamika Sistem Kelas Reguler ini merupakan satu rangkaian dengan pelatihan sebelumnya yang diselenggarakan untuk para pejabat Eselon II Badan Litbang Pertanian dan perwakilan Eselon II Kementerian Pertanian. Kepala Badan menunjukkan perhatiannya untuk perbaikan kualitas pengambilan kebijakan dengan langsung mengajar menyampaikan materi tentang tantangan kebijakan pemerintah di sektor pertanian.
Tindak lanjut pelatihan adalah tugas kelompok untuk memodelkan suatu sistem terkait dengan empat target utama Kementerian Pertanian dan isu-isu penting lainnya dalam pembangunan pertanian. Model yang dihasilkan akan dipresentasikan di depan pimpinan untuk selanjutnya disampaikan dalam seminar nasional. Target akhir adalah menghasilkan usulan kebijakan yang dapat diterapkan.
Senin, 02 April 2012
PROMOSI AGRIBISNIS UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI
JAKARTA – Menteri Pertanian Dr. Suswono mengatakan bahwa program
pembangunan pertanian merupakan upaya untuk memfasilitasi dan mendorong
usaha pertanian sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang
tinggi baik di pasar domestik maupun internasional yang pada akhirnya
mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani.
“Hal ini sesuai dengan visi Kementerian Pertanian yaitu terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani,” ujarnya dalam pembukaan Agrinex Ekspo ke-6 di Jakarta Convention Center (JCC) Jumat (30/3/2012).
Saat ini, 80 % produk pertanian Indonesia masih diekspor dlm bahan mentah, dan hanya 20% yang merupakan produk olahan. Ditargetkan pada akhir 2014 rasio ekspor pertanian untuk produk olahan dapat meningkat hingga 50%. “Promosi adalah salah satu bentuk strategi pengembangan pemasaran, dimana melalui promosi, product image dan brand image dapat dibentuk, untuk itu diperlukan kampanye terus menerus, yang salah satunya melalui pameran atau ekspo,” tambah Mentan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan mengatakan bahwa Ekspo ini merupakan suatu wahana yang dapat dipakai semua stakeholder yang menjadi pelaku utama agribisnis. “Ekspo ini diharapkan dapat menjadi tempat saling komunikasi antara konsumen dan produsen, karena dalam Ekspo ini terdapat berbagai informai mengenai agribisnis, mulai dari on farm hingga off farm,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Badan Litbang Pertanian turut menampilkan berbagai inovasi teknologi unggulannya. Terintegrasi dalam booth Kementerian Pertanian, ditampilkan antara lain jagung varietas Bima 9 dan Bima 11, pepaya merah delima, sirsak varietas ratu, kentang varietas tenggo, bawang merah trisula, serta bawang merah sembrani.
Berbagai produk juga ditampilkan seperti telur asin manik merah, sop instan, jus belimbing, pupuk organic pellet, pupuk organic granul, Nodulin, Biobus, M-dex, dan lainnya.
“Hal ini sesuai dengan visi Kementerian Pertanian yaitu terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani,” ujarnya dalam pembukaan Agrinex Ekspo ke-6 di Jakarta Convention Center (JCC) Jumat (30/3/2012).
Saat ini, 80 % produk pertanian Indonesia masih diekspor dlm bahan mentah, dan hanya 20% yang merupakan produk olahan. Ditargetkan pada akhir 2014 rasio ekspor pertanian untuk produk olahan dapat meningkat hingga 50%. “Promosi adalah salah satu bentuk strategi pengembangan pemasaran, dimana melalui promosi, product image dan brand image dapat dibentuk, untuk itu diperlukan kampanye terus menerus, yang salah satunya melalui pameran atau ekspo,” tambah Mentan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan mengatakan bahwa Ekspo ini merupakan suatu wahana yang dapat dipakai semua stakeholder yang menjadi pelaku utama agribisnis. “Ekspo ini diharapkan dapat menjadi tempat saling komunikasi antara konsumen dan produsen, karena dalam Ekspo ini terdapat berbagai informai mengenai agribisnis, mulai dari on farm hingga off farm,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Badan Litbang Pertanian turut menampilkan berbagai inovasi teknologi unggulannya. Terintegrasi dalam booth Kementerian Pertanian, ditampilkan antara lain jagung varietas Bima 9 dan Bima 11, pepaya merah delima, sirsak varietas ratu, kentang varietas tenggo, bawang merah trisula, serta bawang merah sembrani.
Berbagai produk juga ditampilkan seperti telur asin manik merah, sop instan, jus belimbing, pupuk organic pellet, pupuk organic granul, Nodulin, Biobus, M-dex, dan lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)