Jumat, 13 April 2012

PHSL Dukung Peningkatan Produksi Padi

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat adalah bagaimana penggunaan pupuk secara efisiensi dan dapat meningkatkan produktivitas padi yang terkait langsung dengan peningkatan pendapatan petani dan kelestarian lingkungan.
Anjuran takaran pemupukan padi sawah secara nasional dinilai belum efisien karena beragamnya kondisi kesuburan tanah antar wilayah/lokasi. Penetapan rekomendasi takaran pemupukan yang bersifat nasional dinilai sudah kurang relevan karena berbagai faktor seperti kaitannya dengan kompetensi metode uji, daya dukung lahan, dan kebutuhan tanaman akan hara yang beragam.
Pada tahun 2011 – 2012 BPTP Kalimantan Barat melakukan kerjasama dengan Lembaga Penelitian Padi International (International Rice Research Institute/IRRI) tentang pemupukan hara spesifik lokasi padi sawah dan kajian petak omisi di Kalimantan Barat. Kegiatan dilakukan di Desa Sepang dan Kecurit, Kecamatan Toho, Kabupaten Pontianak pada musim penghujan (2011/2012) serta di musim kemarau tahun 2012 dilakukan di Desa Anjungan dan Pakbuluh Kecamatan Anjungan, Kabupaten Pontianak.
Pemupukan Hara Spesifik Lokasi yang juga disebut PHSL merupakan suatu aplikasi dan pengelolaan hara secara dinamis disesuaikan dengan kebutuhan tanaman menurut lokasi dan musim. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan keuntungan petani melalui peningkatan hasil padi per unit pupuk yang digunakan, hasil padi yang lebih tinggi, dan berkurangnya kerusakan oleh hama dan penyakit.
PHSL ini adalah suatu aplikasi internet melalui website IRRI di http://webapps.irri.org/nm/id dan telepon seluler yang ditujukan bagi para penyuluh pertanian lapangan serta petani sebagai pedoman dalam menentukan takaran/dosis pupuk dan waktu pemberian pupuk untuk padi di lahan sawah.
PHSL dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Propinsi dan Kabupaten serta pemangku kepentingan lainnya guna merekomendasikan teknologi pemupukan spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah, sehingga dapat meningkatkan produksi dan produktivitas padi. Selain itu, dapat memberikan sumbangan kepada Kementerian Pertanian  terhadap penyediaan pangan nasional.
Hasil kajian menunjukkan bahwa petani padi di Desa Sepang dan Kecurit dapat menghemat pupuk sekitar 25% dan meningkatkan produksi sekitar 20%  melalui rekomendasi pemupukan ini. Hasil yang sudah dipanen di Desa Sepang pada lahan sawah tadah hujan rata – rata produktivitas padi dengan rekomendasi pemupukan PHSL sebesar 4,7 t/ha sedang hasil dari pemupukan yang biasa dilakukan petani sebesar 4,1 t/ha

Selasa, 10 April 2012

Budidaya Kedelai Jepang Edamame

Edamame merupakan kedelai asal Jepang, secara umum bentuknya lebih besar dibandingkan kedelai biasa.  Berat  Edamame bisa mencapai 30 gram per seratus bijinya.  Edamame bisa dikonsumsi muda sebagai sayur saat polong masih berwarna hijau.  Edamame bisa juga dikonsumsi sebagai penganan kecil dalam bentuk edamame rebus.  Saat ini edamame juga banyak diolah menjadi susu bubuk, jus, pastry edamame, keripik edamame dan lainya.
Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging.  Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.
Varietas yang banyak dibudidayakan antara lain Ryoko, Taiso, Surumidori dan Surunoko.  Ryoko merupakan varietas yang paling banyak dibudidayakan karena polongnya lebih besar, rasanya lebih manis dan bulu halus pada polongnya lebih sedikit.
Edamame meliliki peluang yang bagus, prospek pasarnya masih terbuka lebar.  Harga Edamame juga relatif baik , harganya berkisar antara Rp. 7.500 – Rp. 9.500 per kilogram untuk Edamame segar.  embudidaya edamame ini masih relatif sedikit, sedangkan kebutuhan pasarnya besar.  Selain untuk konsumsi di dalam negeri, Edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang.  Kebutuhan di dalam negeri kurang lebih 700 ton per tahun, sedangkan untuk ekspor ke Jepang diperkirakan mencapai 40 kontainer per bulan sedangkan kemampuan pasokan kita baru mencapai 4 kontainer per bulan.
Budidaya edamame sebenarnya relatif tidak sulit, secara umum hampir sama dengan kedelai.  Secara singkat budidaya edamame adalah sebagai berikut :
Syarat Tumbuh. Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl), suhu berkisar 26 – 30 ° C, dengan penyinaran matahari penuh.  Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral.
Persiapan Lahan.  Tanah dibajak 3 minggu sebelum tanam, 2 minggu kemudian dibuat bedengan lebar 1,2 meter, panjang 10 meter dan tinggi bedengan 20 – 25 cm.  jarak antar bedengan 0, 5 meter.  Pemupukan dasar diberikan 3 hari sebelum tanam dengan cara ditabur merata di atas bedengan.  Pupuk dasar terdiri dari SP 36 sebanyak 200 kg / hektar dan penambahan kapur pertanian 600 kg /hektar.
Benih.  Benih Edamame yang diperlukan berkisar antara 80 – 100 kg per hektar.  Varietas Edamame yang ditanam disesuaikan dengan pasar, antara lain yang paling banyak ditanam petani adalah varietas Ryoko. Varietas ini polongnya lebih besar dan rasanya lebih manis.
Penanaman.  Benih Edamame ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 12 X 20 cm atau 20 X 20 cm dan kedalaman tanam 1,5 – 2 cm kemudian ditutup dengan tanah gembur. Benih yang ditanam antara 2 -3 benih per lubang tanam.
Penyulaman.  Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam (HST) apabila ada tanaman yang mati atau tidak normal tumbuhnya, dengan mengambil tanaman yang ada di tepi atau tanaman persiapan yang khusus untuk sulaman.
Penyiangan.  Rereumputan atau gulma lainya perlu dibersihkan agar tidak bersaing dengan Edamame, penyiangan dilakukan pada saat tanaman berumur 9 HST.  Penyiangan selanjutnya dilakukan sesuai kondisi pertanaman.
Pengairan.  Pengairan dilakukan dengan penggenangan sampai air dalam kapasitas lapang, pengairan dilakukan 7 hari sekali serta memperhatikan kondisi pertanamanya.
Pemupukan.  Pemupukan susulan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, terdiri dari KCL 50 kg/Ha, Urea 150 kg/Ha dan Za 50 kg/Ha.  Pemupukan susulan yang kedua pada saat tanaman berumur 21 HST terdiri dari KCl 100 kg/Ha, Urea 50 kg/Ha dan ZA 100 kg/Ha.
Pengendalian OPT.  Edamame tidak luput terkena serangan organisme penganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit.  Pengendalian dilakukan secara terpadu sesuai dengan jenis hama maupun penyakitnya.  Penggunaan pestisida dilakukan secara selektif dan terkendali. Jenis OPT  yang menyerang edamame biasanya sama juga dengan OPT yang menyerang kedelai, sehingga pengendalianya tidak berbeda jauh dengan pengendalian pada kedelai.
Lalat pucuk, ulat grayak, pengerek batak, dan jamur bisa disemprot dengan Reagent 50 C dengan dosis 1 gr / liter air dan Ingrofol 50 WP dengan dosis 1,5 l/Ha.
Pengendalian OPT ini sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap kualitas Edamame. Edamame yang diminta oleh pasar lokal maupun ekspor adalah Edamame yang bernas, warna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama atau penyakit.  Sehingga sangat penting untuk memperhatikan hal ini, baik hama pengerek batang maupun pengerek polong.
Panen dan Pasca Panen.  Panen polong muda saat polong berwarna masih hijau bisa mencapai 7,5 ton per hektar.  Edamame bisa dipanen dalam keadaan segar saat polong masih berwarna hijau pada saat berumur minimal 45 HST sesuai varietasnya, jika terlalu tua kurang disukai konsumen.  Panen tidak dilakukan secara serentak tetapi diseleksi dengan interval panen 2 hari sekali.  Polong yang dipetik adalah yang bernas namun warnanya masih belum kuning.  Jika akan dipergunakan untuk benih panen harus dilakukan pada saat polong sudah masak penuh kurang lebih pada saat edamame berumur 90 – 100 HST.
Edamame yang di panen muda sebaiknya segera di bawa ke tempat yang teduh dan hindari dari panas matahari agar Edamame tetap segar, tidak layu atau warnanya rusak.  Jika polongnya kotor bisa dicuci dengan air yang mengalir dan ditiriskan.  Selanjutnya dipacking sebelum dipasarkan.
Edamame yang diminta pasar adalah Edamame dengan kualitas yang baik.  Polong berisi 2-3 biji per polong dengan jumlah polong antara 150 – 175 polong per setengah kilogram dan bobot per polong antara 2,5 – 3,5 gram.  Selain itu polong Edamame harus berwarna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama maupun penyakit.
Biasanya Edamame yang segar ini dikelompokkan menjadi 4 klas mutu atau grade, antara lain :
  • Grade 1 : Kualitas super (Super quality), dengan ciri-ciri kulit polong mulus, warna hijau tua, polong berisi penuh dengan isi polong 3.
  • Grade 2 : Kualitas Premium, dengan ciri-ciri warna hijau mulus namun polong hanya berisi 2 biji.
  • Grade 3 : Kualitas Deluxe, dengan kualitas masih dibawah Grade 2, warna kurang bagus, polong kurang bernas.
  • Grade 4 : Kualitas grade ini disebut dengan Mukimame, biasanya digunakan untuk olahan lebih lanjut, bukan dikonsumsi segar.
Pemasaran Edamame ini bisa dilakukan dengan kerjasama dengan para pemasok maupun eksportir edamame.  Pasar lokal sasaranya ke perhotelan, restoran maupun supermarket.  Asal kualitas yang diminta dapat dipenuhi dengan baik, pasar dengan sendirinya akan terbuka lebar.

Tom Cat sebenarnya serangga yang bermanfaat bagi petani

Isu timbulnya serangan serangga Paederus fuscipes yang biasa disebut dengan nama Tom cat merebak beberapa hari terakhir ini.  Serangan Tom Cat ini muncul dengan jumlah besar di Surabaya dan sudah mulai merembes ke beberapa daerahnya. Media bahkan memblow up serangan Tom Cat dengan berlebihan, tak salah jika masyarakat agak takut.  Padahal Tom Cat ini sebenarnya serangga yang bermanfaat bagi petani karena perananya sebagai predator bagi hama padi terutama wereng.

Berkaitan dengan itu Kementrian Pertanian melalui Badan LitbangPertanian memberikan rilis kepada masyarakat perihal Tom Cat yang sebenarnya serangga yang bermanfaat ini. Berikut rilis dari Kementrian Pertanian sebagai kami kutip melalui website resmi Kementrian Pertanian di http://www.deptan.go.id.
 
Masyarakat tidak perlu panik, namun harus tetap hati-hati agar tidak terkena oleh racun yang dikeluarkan kumbang kecil yang sering disebut Tom Cat. Tom Cat ini mempunyai cairan yang mengandung toksin/racun Piderin untuk melindungi diri. Bila kita dihinggapi Tom Cat, tidak usah panik dan usahakan jangan ditepuk tetapi usirlah dengan cara meniup atau menghalaunya. Bila ternyata Tom Cat sudah terlanjur ditepuk, segeralah dicuci dengan air sabun agar dampak dari cairan yang mengandung racun tersebut dapat diminimalisir. Binatang sejenis kumbang ini sudah ada di sekitar kita sejak lama (bukan serangga baru) dan tidak mematikan.
 
Tom Cat yang mempunyai nama latin Paederus fuscipes  ini berbentuk kumbang kecil termasuk Ordo Coleoptera.  Menyukai hidup pada daun-daun yang lapuk.  Kumbang kecil ini tidak menggigit atau menyengat, namun apabila diganggu akan mengeluarkan racun yang disebut pederin yang menimbulkan iritasi serius pada kulit, sehingga kulit terlihat seperti terbakar dan berlangusng sekitar satu minggu bahkan lebih.
Dalam penjelasannya Dr. Haryono yang didampingi para peneliti bidang Entomologi Badan Litbang Pertanian mengatakan, sebenarnya kumbang kecil ini temasuk predator yang memangsa serangga hama, sehingga dalam konteks pertanian menguntungkan bagi petani karena turut menjaga dan menekan populasi hama.  Serangga ini menyukai cahaya, oleh karena itu ketika malam hari dia akan pindah ke rumah yang terang dan masuk.  Ledakan populasi biasanya terjadi diakhir musim hujan dan akan menurun ketika musim kemarau.
 
Tindakan pertolongan pertama adalah dengan mencuci daerah terkontaminasi serangga dengan air sabun untuk menghilangkan racun pederin yang dikeluarkan oleh serangga, namun apabila sakit terus berlanjut segera pergi ke dokter.  Racun pederin tidak menular atau menyebar ke bagian lain (bersifat iritasi kulit lokal) dan tidak akan sampai mematikan seperti diberitakan di media TV bahwa racunnya 12 kali racun ular.  Namun, apabila tidak ditangani dengan baik, misal karena gatal lalu digaruk dengan tangan kotor, sehingga timbul serangan sekunder berupa bakteri atau jamur atau mungkin virus, maka hal inilah yang mengakibatkan dampaknya akan meluas.
 
Mudah-mudahan masyarakat mempunyai pemahaman yang tepat mengenai Tom Cat ini dan dapat memperlakukan serangga Tom Cat yang bermanfaat ini untuk keperluan usaha tani padinya.

CARA PRAKTIS MEMBUAT TELOR ASIN

Telur jika hanya dikonsumsi dalam keadaan segar saja tidak mampu disimpan dalam waktu  yang terlalu lama.  Telur menjadi rusak dan tidak dapat dikonsumsi jika disimpan terlalu lama.  Oleh karena itu telur perlu diperlakukan dengan baik agar awet dan daya simpanya dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya.
Secara umum prinsip pengawetan telur adalah untuk mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur yang dapat merusak telur dan mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Pengawwetan telur secara utuh bersama dengan kulitnya (kerabang) dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain proses pendinginan; proses pembungkusan kering;  proses pelapisan dengan minyak; proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Salah satu teknik pengawetan telur yang sudah banyak dilakukan oleh masyarakat adalah dengan menolahnya menjadi telur asin.  Telur asin mudah dipraktekkan, tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan peralatan yang rumit, dengan peralatan yang sederhana sudah dapat dilakukan.
Secara sederjhana telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam.  Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu :
  • Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
  • Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
  • Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.
 Bahan dan Alat Pembuatan Telur Asin :
Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan telur asin antara lain Telur bebek yang bermutu baik 30 butir,  Abu gosok atau bubuk batu bata merah 1 ½ liter, Garam dapur ½ kg, Larutan daun teh (bila perlu) 50 gram teh per 3 liter air serta Air bersih secukupnya
Sedangkan alat – alat yang diperlukan antara lain  Ember plastik, Kuali tanah atau panci, Kompor atau alat pemanas, Alat pengaduk dan Stoples atau lainya untuk tempat  penyimpan telur
 Cara Pembuatan Telur Asin.
Tahap-tahap pembuatan telur asin antara lain :
  1. Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk);
  2. Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian  keringkan;
  3. Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka;
  4. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam,   dengan  perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri  dari campuran  bubuk bata merah dengan garam;
  5. Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk   pasta;
  6. Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan  telur, kira-kira setebal 1~2 mm;
  7. Simpan telur dalam kuali atanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari. Usahakan  agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka;
  8. Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dalam larutan teh  selama 8 hari (bila perlu).
Setelah proses ini berarti telur asin telah jadi, untuk dikonsumsi telur asin ini harus direbus terlebih dulu.  Telur asin yang sudah direbus ini bisa dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan keluarga atau dijual sehingga dapat menambah pendapatan keluarga para peternak itik atau petani (Penulis : A. Rivai, dari Kalimantan Selatan. edit by admin. photo by Google)
Catatan : Telur yang diolah ini merupakan telur itik Alabio salah satu itik unggulan nasional dan saat ini sudah mampu mengolah 2.000 telur per hari.

Pengambilan Kebijakan Harus Ditingkatkan Kualitasnya

Badan Litbang Pertanian bertekad meningkatan kualitas kebijakan. Dalam hal ini, Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr. Haryono mengingatkan bahwa  untuk meningkatkan kualitas kebijakan perlu keterlibatan berbagai pihak dalam pengambilan kebijakan. Hal ini disampaikan pada saat pengarahan Pelatihan Dinamika Sistem untuk Perumusan Kebijakan Sektor Pertanian  Kelas Reguler yang diselenggarakan pada 1 sampai dengan 6 April 2012 oleh Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung. Pelatihan  dikuti 38 peserta yang berasal dari Badan Litbang Pertanian, Direktorat Jenderal, Badan, Biro Perencanaan, dan Pusat Data dan Informasi, lingkup Kementerian Pertanian.

Selama lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama yaitu pencapaian swasembada dan swasembada berkelajutan, peningkatan diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, serta peningkatan kesejahteraan petani. Tantangan yang dihadapi untuk memenuhi empat target tersebut tidaklah ringan. Kebijakan yang diambil perlu dirumuskan dengan cermat berdasarkan pertimbangan yang akurat.

Pelatihan Dinamika Sistem Kelas Reguler ini merupakan satu rangkaian dengan pelatihan sebelumnya yang diselenggarakan untuk para pejabat Eselon II Badan Litbang Pertanian dan perwakilan Eselon II Kementerian Pertanian. Kepala Badan menunjukkan perhatiannya untuk perbaikan kualitas pengambilan kebijakan dengan langsung mengajar menyampaikan materi tentang tantangan kebijakan pemerintah di sektor pertanian.

Tindak lanjut pelatihan adalah tugas kelompok untuk memodelkan suatu sistem terkait dengan empat target utama Kementerian Pertanian dan isu-isu penting lainnya dalam pembangunan pertanian. Model yang dihasilkan akan dipresentasikan di depan pimpinan untuk selanjutnya disampaikan dalam seminar nasional. Target akhir adalah menghasilkan usulan kebijakan yang dapat diterapkan.

Senin, 02 April 2012

PROMOSI AGRIBISNIS UNTUK KESEJAHTERAAN PETANI

JAKARTA – Menteri Pertanian Dr. Suswono mengatakan bahwa program pembangunan pertanian merupakan upaya untuk memfasilitasi dan mendorong usaha pertanian sehingga memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya petani.

“Hal ini sesuai dengan visi Kementerian Pertanian yaitu terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani,” ujarnya dalam pembukaan Agrinex Ekspo ke-6 di Jakarta Convention Center (JCC)  Jumat (30/3/2012).
Saat ini, 80 % produk pertanian Indonesia masih diekspor dlm bahan mentah, dan hanya 20% yang merupakan produk olahan. Ditargetkan pada akhir 2014 rasio ekspor pertanian untuk produk olahan dapat meningkat hingga 50%. “Promosi adalah salah satu bentuk strategi pengembangan pemasaran, dimana melalui promosi, product image dan brand image dapat dibentuk, untuk itu diperlukan kampanye terus menerus, yang salah satunya melalui pameran atau ekspo,” tambah Mentan.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan mengatakan bahwa Ekspo ini merupakan suatu wahana yang dapat dipakai semua stakeholder yang menjadi pelaku utama agribisnis. “Ekspo ini diharapkan dapat menjadi tempat saling komunikasi antara konsumen dan produsen, karena dalam Ekspo ini terdapat berbagai informai mengenai agribisnis, mulai dari on farm hingga off farm,” tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Badan Litbang Pertanian turut menampilkan berbagai inovasi teknologi unggulannya. Terintegrasi dalam booth Kementerian Pertanian, ditampilkan antara lain jagung varietas Bima 9 dan Bima 11, pepaya merah delima, sirsak varietas ratu, kentang varietas tenggo, bawang merah trisula, serta bawang merah sembrani.

Berbagai produk juga ditampilkan seperti telur asin manik merah, sop instan, jus belimbing, pupuk organic pellet, pupuk organic granul, Nodulin, Biobus, M-dex, dan lainnya.